Bukan tiada maksud Allah menciptakan manusia dengan 2 telinga dan haya
1 mulut. Sesungguhnya hamba lebih banyak mendengar dari pada bicara tanpa ilmu. (Hidayatulloh)
Jika kita ingin memerintah seseorang, butlah kebaikan terlebih dahulu kepadanya.
Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka yang berseri-seri saat bertemu dan mengucapkan kata-kata dengan lemah lembut.(Umar bin Khattab)
Jadilah pribadi yang ramah. Keramahan dalam bertutur kata menciptakan keikhlasan. Keramahan dalam berfikir menciptakan kebijakan. Keramahan dalam memberi menciptakan kasih sayang.
Tolong-menolonglah, jangan sekali-kali merendahkan, apalagi menyakiti.
Jangalah Kamu Sekali-kali
Membunuh Mahluk Ciptaan
Allah , Siapa Tahu Kamu Akan
Masuk Surga Sebagai Orang
Yang Menolong Mahluk Allah
Keanehan dari orang yang mengucapkan perkataan tentang seseorang (menggunjing)adalah, jika perkataan itu dilaporkan kepada yang bersangkutan maka akan mendatangkan madharat baginya. Dan jika perkataan itu tidak disampaikan maka dia juga tidak memberikan manfa'at kepadanya.
Barang siapa yang dibenci manusia karena mencari ridha Allah maka
manusia (yang lain) akan mencukupinya (membelanya). Barang siapa
yang mencari ridha manusia dengan murka Allah maka Allah akan serahkan
dia kepada munusia juga. (Ummul Mu’minin Aisyah RA)
Hai anakku! Sesungguhnya sebagian ucapan itu lebih tajam dari mata pedang, lebih keras dari batu, lebih pahit dari kesabaran, serta lebih menusuk dari ujung jarum. Sesungguhnya hati itu adalah tempat persemaian bagi perkataan yang baik.
Manusia ada dua macam, mukmin dan jahil (bodoh), adapaun orang mukmin maka jangan engkau sakiti, sedangkan yang bodoh jangan kau bodohi. (Ar Rabi’ bin Khaitsam)
Hati dan ruh bisa mengambil pelajaran yang bermanfaat dari penderitaan dan
penyakit, kebersihan hati dan ruh itu tergantung sejauh mana penderitaan
jasmani dan kesulitannya.(Ibnu Qayyim)
Kalau bukan karena cobaan dan musibah di dunia ini, niscaya manusia terkena
panyakit hati seperti: Al-Kibr (kesombongan), Al-Ujub (bangga diri)
dan Al-Qoswah (keras hati). Padahal sifat-sifat itulah yang menyebabkan
kehancuran bagi seseorang di dunia dan di akhirat. Di antara rahmat Allah ,
kadang-kadang manusia tertimpa musibah, sehingga dirinya terlindungi dari
berbagai penyakit hati dan terjaga kemurnian ubudiyyahnya (kepada
Allah ). Mahasuci Allah yang merahmati manusia dengan musibah dan
ujian.(Ibnu Qayyim)
Wahai anak Adam, setan mendatangimu dari segala arah terkecuali dari arah atasmu, karena ia tidak dapat menghalangi antara dirimu dan rahmat Allah .(Abu Qatadah)
Tidak ada satu bentuk keburukan pun yang sebanding dengan hasad, seorang yang hasad mampu membunuh orang lain sebelum dia sampai kepada sasarannya (orang yang dia dengki). (Muawiyah bin Abu Sufyan)
Wahai anak Adam, juallah duniamu dengan akhiratmu maka engkau
mendapatkan keuntungan keduanya, dan janganlah engkau jual akhiratmu
dengan duniamu karena engkau akan rugi kedua-duanya.( Al-Hasan bin
al-Hasan Abu Said al Bashri)
Barangsiapa yang dibenci manusia karena mencari ridha Allah maka
manusia (yang lain) akan mencukupinya (membelanya). Barang siapa
yang mencari ridha manusia dengan murka Allah maka Allah akan
serahkan dia kepada munusia juga. (Ummul Mu’minin Aisyah RA)
Hati orang yang dungu berada di mulutnya, sedang mulut orang yang bijak berada di hatinya.
Barangsiapa yang datang dengan membawa kebenaran maka terimalah meskipun ia orang jauh yang kau benci. Barang siapa datang membawa kebatilan maka tolaklah meskipun dia orang dekat yang kau cintai. (Abdullah ibnu Mas’ud)
Wahai anak Adam, setan mendatangimu dari segala arah terkecuali dari arah atasmu, karena ia tidak dapat menghalangi antara dirimu dan rahmat Allah .(Abu Qatadah)
Tidaklah aku melihat seseorang yang takabbur terhadap yang berada dibawahnya melainkan dia di timpakan oleh Allah kehinaan melalui orang
lain yang lebih tinggi darinya.(Abu Hatim al Basati)
Seseorang tidak bisa dipegang amanahnya sehingga lurus lisannya dan dia tidak lurus lisannya sehingga lurus hatinya. (al Hasan al Bashri)
Siapa yang hilang sifat-sifat kelembutannya, hilang pula sifat-sifat yang
terpuji.
Dunia sebenarnya tidak sejelek seperti yang dilakukan orang padanya. Baik
buruknya, tergantung pada cara kita memperlakukannya sesuai dengan jalan
hidup Rosululloh memperlakukannya.
Jangan memikirkan aib seseorang, tetapi katakanlah setiap perbuatannya yang
baik.
Melaksanakan amanah adalah pintu rezeki.
Jangan lupa diri kita sendiri pada waktu kita berkhutbah kepada orang
lain.(Umar bin Khattab)
Semiskin-miskin orang adalah orang yang miskin akhlaknya.
Sebuah tong yang penuh dengan pengetahuan, belum sama nilainya dengan
setitik akhlak.
Orang yang menyimpan banyak harta untuk anak-anaknya tetapi tidak
memperbaiki akhlaknya, sama saja dengan memberi cukup makanan kepada
ternaknya tetapi terdapat racun di dalamnya.
Barangsiapa yang jelek akhlaknya maka ternodai agamanya. (Fudhail bin
Iyadh)
0 comments to “Akhlak yang Sohih”