Sesungguhnya Alloh menjadikan dunia terdiri atas 3 bagian: sebagian bagi mukminin, sebagian bagi orang munafik, sebagian bagi orang kafir. Maka orang mukmin menyiapkan perbekalan, orang munafik menjadikannya perhiasan, dan orang kafir menjadikannya tempat bersenang-senang.(Abdulloh bin Abbas)
Tak kenal maka tak sayang.
Rasa dekat kepada Allah tidak dapat terwujud dengan seketika tetapi
melalui proses kesungguhan hati. Tidak ada proses kecuali dengan taat
kepada Allah dan Rasul-Nya.
Karena amal yang soleh yang sedikit, kita tertipu dengan dosa dan maksiat yang terus bertambah, andai dosa itu nampak pada tubuh, apakah kita masih bangga dengan amalan yang sedikit itu? Duhai celakanya diri ini…….
Ketika dunia diagungkan, ketika dosa diremehkan, adakah hatikan mengingat kematian? Ketika rasa malu dihilangkan, ketika agama ditinggalakan, adakah kita memiliki kehormatan?
Beramallahseberapa banyak hajat (kebutuhan) diri kita kepada Allah . Bermaksiat dan berbuat dosalah seberapa kuat diri kita menahan azab dan siksaaan Allah .
Janganlah kita merasa bangga dengan amal soleh yang sedikit tapi merasalah cemas dari azab Allah dan berharap ridho serta surga-Nya.
Seandainya saja kita mengetahui jika dinampakkan pahala kita bagai pakaian yang dipakai, maka pakaian kita saat itu belum mampu menutupi lengan kita bahkan sangat minim.
Jika cinta adalah ketertawanan, maka tawanlah cintaku hanya pada-Mu, agar tiada cinta lain yang menawanku. Jika rindu adalah rasa sakit, jadikanlah rasa itu untuk aku selalu merindukan-Mu hingga akhir nyawa meninggalkan raga di hatiku hanya untuk satu cinta.
Siang belum sempurna tanpa kehadiran matahari, begitu pula kebijaksanaan diri belum sempurna tanpa ketaatanan pada Allah
Bersua dengan Allah dalam hidup adalah anugerah terindah baginya. Membuatnya merasa nyaman dan tenang sebab telah berakhir semua pengembaraan. Mengistirahatkan semua ragu dan bimbang yang menggelisahkan sebab ia telah berjumpa dengan keyakinan. Hal yang akan membuatnya marasai hidup yang berbeda, sebab ia telah menemukan intisarinya. Menemukan esensinya. Kini saatnya mengabdi, bukan lagi mencari. Akhirnya, hidupnya pun akan berbeda dengan manusia-manusia ingkar tak beriman.
Apa yang akan diperlihatkan kepada kita, lubang Neraka ataukah taman
Surga? Tiada yang bisa kita lakukan lagi di kehidupan penantian itu. Tiada
yang menjamin kita akan melihat anak tanah? Hanya menuggu malaikat
penanya datang. Lalu menanti amalan kita menghampiri kita. Tahukah kita
bagaimana rupa amalan yang akan mendatangi kita ? Apa telah berusaha?
Sungguh sedih saat kita belum menyiapkan bekal dengan baik lalu maut
menjemput kita. Apalagi yang mampu kita lakukan usai tubuh berkalang Maut
datang tanpa salam, tak menyapa.Maut tiba pada waktunya tanpa permisi.
Betulkah kita sudah berusaha menyiapkan bekal kita nanti? Seberapa benar
kita mempersiapkan itu. Tiada yang menjamin kita masih hidup esok pagi.
Maka….. mar kita persiapkan diri menghadapi hari yang pasti itu.
Selalu, ada kegelisahan yang mengusik kalbu. Menjadi energi pencarian melelahkan sepanjang hidup hingga bersua dengan ketenangan dan kedamaian yang didamba. Meski jalan mendaki terjal dan lembah menurun yang tak ramah, ia terus mencari. Meski badai datang, kemarau kerontang, laut membentang, dan gunung menjulang menghalangi, ia tak peduli. Rasa itu meronta-ronta di dasar jiwa. Merasuk kedalam jiwa dan melantunkkan syair- syair taubat ……
“Merenung” itu seperti cermin yang dapat menunjukkan kebaikanmu dan kejelekanmu. Dengan cermin itu pula manusia dapat melihat tanda-tanda yang diberkan Allah , baik yang jelas maupun yang samar, sehingga akhirnya ia dapat berlaku lurus di dalam pengabdian kepada Robbnya.(Hasan Al-Basri)
Manusia yang mendapat nikmat, adalah hamba-hamba yang ikhlas menerima kebenaran. Kalbu mereka bersinar karena al-Qur'an, ilmu, dan petunjuk. Mereka berjalan di bumi menyusuri shirathal mustaqim. Mereka pun pernah menjadi mayoritas pada zamannya. Ketika langit menyentuh bumi, hingga ajaran Sang Pencipta langit tidak lagi diingkari.
Sungguh cinta karena Allah merupakan bagian dari ikatan iman yang
paling kokoh dan pondasi-pondasinya yang mendasar. Cinta itu merupakan
jembatan yang dibentangkan oleh Robb kita antara sesama kaum
beriman. Dengan cinta ini pula hati mereka tersambung. (Dr. Aidh Al-
Qorni)
Cinta karena Allah adalah mencintai sesuatu semata-mata untuk mengharapkan ridho Allah yang Maha Pemilik sinta yang suci nan
agung.
Jika cintanya orang-orang yang dimabuk cinta kepada Laila dan Salma, hati akan menjadi sirna. Maka apa gerangan yang akan diperbuat orang yang dimabuk cinta, manakala hatinya sangat cinta kepada Dzat Yang Maha Mengetahui Lagi Mahatinggi ?
Cintakan Bunga, Bunga Kan Layu
Cintakan Harta, Harta kan Binasa
Cintakan Manusia, Manusia Kan Pergi
Cintakan ALLAH Itu Yang Hakiki & Kekal ………
Kasih Manusia Sering Bermusim
Sayang Manusia Allah Abadi
Kasih Allah Tiada Bertepi
Sayang Allah JanjiNya Pasti
Andaikan jiwa ini memahami eksistensi Robb kita niscaya kita akan terkepas dari jasad karena jatuh cinta pada sang Pencipta.
Seorang mukmin menanam pohon kurma dan takut bila berbuah duri. Sedangkan orang munafiq menanam pohon duri dan meminta buah kurma yan segar.(Al-Fudhail bin Iyadh)
Mari mendekat kepada Allah ….lebih dekat dan lebih dekat lagi ……agar tunduk di saat yang lain angkuh agar teguh di kala yang lain runtuh agar tergar biarpun yang lain terlempar.
Jaminlah diri kalian untuk mengamalkan 2 hal, niscaya itu menjadi jaminan mendapat surga yakni beramal dengan sesuatu yang dicintai Allah kendati engkau membencinya dan tinggalkan apa yang dibenci Allah kendati
engkau menyukainya. Maka barang siapa konsekuen dengan hal itu
maka surga baginya.(Abu Hazim)
Buah keridhaan adalah kegembiraan dan kebahagiaan terhadap Allah .( Ibnu Qayyim)
Jika kesadaran berpasangan dengan kesadaran,
cahaya akan bertambah dan jalan menjadi terang;
tapi jika binatang buas mendampingi sesamanya,
kegelapan akan bertambah dan jalan pun lenyap
Seorang yang beriman ketika membayangkan dosanya, dia seolah-olah duduk di bawah gunung yang khawatir gunung itu akan jatuh menimpanya.
Makin banyak dosa, makin jauh jarak kita dengan Allah ……
Dunia ini laksana sebuah hutan, orang yang berada di dalamnya berasa
tersesat, kecuali yang Allah beri petunjuk.
Kebahagiaan tidak terletak dengan memilih apa yang kita inginkan, melainkan
karena kita tidak menginginkan apa yang tidak dapat kita miliki yaitu harta.
Kebahagiaan berakar dalam batin dan ia tumbuh di atas ketentraman jiwa
yakni cinta kepa Robb alam semesta.
Bahagia itu adalah tunduk dan patuh mengikuti perintah Allah dan Rosul-
Nya.
Pemerintahan yang paling baik adalah pemerintahan yang mengajak kita
menaati Allah dan Rosul-Nya.
Seseorang dapat hidup dengan Ayah dan Ibu, tetapi tidak mungkin hidup tanpa
kasih saying Allah .
Hidup tidak ada harganya bagi orang yang tidak mempunyai kawan sejati,
ialah Al-Quran dan As-Sunnah.
Jangan sampai kita menyesal di saat penyesalan tak lagi berguna. Ketika ayah
dan bunda telah tiada. Saat itulah kita sungguh-sungguh menyesali mengapa
tidak pernah benar-benar serius untuk berbakti kepada mereka.
Tiada tempat tinggal bagi seseorang yang akan dihuni setelah kematiannya
kecuali tempat tinggal yang telah ia bangun sebelum kematiannya. Jika ia
membangunnya dengan kebaikan maka indahlah tempat tinggalnya, namun
jika ia bangun dengan keburukan dosa-dosa niscaya merugilah pemiliknya,
maka tanamlah pokok ketakwaaan itu selama kamu mampu, ketahilah bahwa
kamu akan menjumpai-Nya setelah kematiaannya.
Sesungguhnya sedikitnya perkara halal, di sisi Allah itu banyak. (Fudhail
bin Iyadh).
Ketakutan seorang hamba dari Allah itu tergantung dari kadar
pengenalannya kepada Allah , semakin tinggi pengenalannya kepada Allah
maka semakin takut ia kepada Allah , begitupun sebaliknya semakin rendah
pengenalannya kepada Allah maka ia semakin tidak mengenal Robbnya.
(Fudhail bin Iyadh)
Dengan kemunduran suatu teknologi, tapi semakin takwa maka inilah
kemajuan.
Kebaikan itu adalah apa yang tenang kepadanya jiwa dan menentramkan hati,
sedang dosa adalah apa yang menimbulkan rasa sesak dan ragu-ragu dalam
jiwa dan kebimbangan dalam dada.
0 comments to “Zuhud kepada Akhirat”