Subscribe RSS


PENDAHULUAN

Abses parafaring adalah penumpukan nanah atau pus pada ruang parafaring

Insiden : - Pada semua umur

- Tinggi pada dewasa muda dan remaja

- Biasanya unilateral

Etiologi :

  1. Tertanam langsung jarum operasi
  2. Melalui pembuluh darah
  3. Saluran limfatik/ supurasi dari kelenjar servikal dalam, gigi, tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid, vertebra servikal.
  4. Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofaring atau submandibula.

Patologi :

Dimulai dari daerah prastiloid sebagai selulitis, jika tidak diobati berkembang menjadi suatu abses dan akhirnya menjadi suatu trombosis dari vena jugularis interna. Abses dapat mengikuti m. stiloglossus ke dasar mulut dimana terbentuk abses.

Infeksi dapat menyebar ke anterior ke bagian posterior, dengan perluasan ke bawah sepanjang sarung pembuluh-pembuluh darah besar, disertai oleh trombosis v. jugularis/ mediastinitis. Infeksi bagian posterior : meluas ke atas sepanjang pembuluh-pembuluh darah dan mengakibatkan infeksi intrakranial/ erosi a. karotis interna.

Gejala-gejala :

- bengkak dengan nyeri tekan di daerah submandibula terutama pada angulus mandibula

- leukositosis dengan pergeseran ke kiri disertai demam.

- Edem uvula, pilar tonsil, palatum, pembengkakan dinding lateral faring sehingga menonjol ke arah medial.

- X-foto lateral leher : pergeseran trakea ke arah anterior.

- Trismus karena menegangnya m. pterigoid internus , bisa tidak terlihat bila infeksi jauh di dalam sampai proc. Stiloid dan tidak mengenai m.pterigoid interna.

Terapi :

- Bed rest ( kepala lebih rendah daripada badan )

- kompres panas untuk menekan lokalisasi abses

- Bila terdapat pus dilakukan evakuasi bedah (insisi)

- Insisi intraoral, bila penonjolan ke dalam faring dilanjutkan insisi dan drainase

- Insisi ekstraoral, bila abses menonjol ke luar/ tampak pembengkakan yang jelas.

- Antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob.

0 comments to “ABSES PARAFARING”

Note: only a member of this blog may post a comment.