Subscribe RSS

Efusi pleura adalah terkumpulnya cairan di rongga pleura. 1-4 Ini terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorpsi terganggu. Penyebab efusi pleura terdiri dari infeksi dan non infeksi. Penyebab infeksi antara lain : tuberkulosis, pneumonitis, abses paru, perforasi esofagus, abses subfrenik. Sedangkan penyebab noninfeksi terdiri dari: karsinoma paru, karsinoma pleura, karsinoma mediastinum, tumor ovarium, bendungan jantung, gagal hati, gagal ginjal, hipertiroidisme, kilotoraks, emboli paru1-2

Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan menjadi transudat dan eksudat pleura. Transudat terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan pada sirosis hepatis karena tekanan osmotik koloid menurun. Cairannya mengandung kadar protein yang rendah sekali atau nihilsehingga berat jenisnya rendah Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih.2

Transudat ( protein < 30 gr / l; b. d. <1,015

- gagal jantung

- sirosis hepatis

: peningkatan tek. Hidrostatika

: tekanan osmotik koloid rendah

Eksudat ( protein >30gr / l; b. d. > 1,015)

- keganasan

- infeksi

- penyakit kolagen

- infark paru

: Obstruksi limf dan vena

: permeabilitas kapiler meningkat

: reaksi inflamasi

: kerusakan kapiler

Diagnosis efusi pleura dapat ditegakkan dengan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan laboratorium dan cairan torakosintesis.1-4

Cairan di rongga pleura dapat menyebabkan sesak napas dan kemampuan fisik yang menurun bergantung pada jumlah cairan serta kecepatan timbulnya cairan. Makin banyak cairan, makin jelas sesaknya; makin cepat terbentuknya cairan, makin cepat dan jelas pula timbulnya keluhan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan perkusi pekak, fremitus vokal menurun atau menghilang. Pemeriksaan fisik ini sangat terbantu oleh pemeriksaan radiologi yang tidak memperlihatkan sinus frenikokostalis dan memperlihatkan gambaran batas cairan yang melengkung. Bila pada penderita diperiksa dengan sikap tegak ditemukan cairan atau pada gambaran radiologi lengkung diagfragma hilang, biasanya cairan berjumlah sekurang – kurangnya 300 ml. Cairan efusi perlu diperiksa untuk menentukan berat jenis, kadar protein, kadar glukosa, dan gambaran sitologinya. Pada infeksi biakan cairan pleura biasanya positif dan umumnya menentukan diagnosis. Demikian juga pemeriksaan sitologi biasanya positif pada kanker primer atau sekunder. 4

Diagnosis banding berdasarkan tampilan cairan pleura

Penyakit

Klinis

Tampilan

BJ

Biakan

Prot

Glukosa

Tuberkulosis

keganasan

bendungan

infeksi bakteria

pleuritis

Reuma

Peny. kolagen

Emboli paru

kilotoraks

Pasien TBC

Anamnesis lanjut

Penyakit jantung

Batuk panas, tanda sepsis

Tanda TBC

nodul

kemerahan

pasca bedah pasien imobil, trombosis vena

trauma bedah

Serous, mungkin sero sanguinis

Sering campur darah, sel(+)

serous

serous atau kuning jernih

kadang keruh

s.d.a

s.d.a

sanguinis

seperti susu

>1,106

>1,106

<1,106

>0,016

>1,016

s.d.a

s.d.a

>1,016

>1,016

+

-

-

+

+

-

-

-

-

+

-

-

+

+

+

+

+

-

Rendah

rendah

rendah

rendah

rendah

s.d.a

s.d.a

-

-

Pengobatan

Pengobatan efusi ditujukan pada penyebabnya. Aspirasi sedapat mungkin dihindari karena tidak akan berhasil jika penyebabnya tidak ditiadakan. Tambahan lagi aspirasi eksudat menyebabkan tubuh kehilangan banyak protein. Walaupun demikian, aspirasi diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Jika efusi yang akan dikeluarkan jumlahnya banyak, lebih baik dipasang selang dada (chest tube). Kadang perlu dipertimbangkan melakukan pleurodesis yang antara lain dilakukan dengan pemberian talkum, tetrasiklin, bleomisin, atau sediaan sklerotik. Pengobatan pembedahan mungkin diperukan untuk hematoraks terutama setelah trauma dan empiema.1,2

DAFTAR PUSTAKA

1. Lukitto P., Rachmad K. B., Manuaba T. W. Dinding Thoraks Dan Pleura. in: Sjamsuhidayat R, de Jong W. Buku ajar ilmu Bedah, 2edEd., Jakarta: EGC, 2004.

2. Sugito, LS Soeroso, RS Parhusip, Zainuddin Amir, Rusyda N Bagian Ilmu Penyakit Paru, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / UPF Paru Rumah Sakit Dr. Pirngadi, Medan in: www.kalbe.co.id. cited on 11 Juni 2007

3. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical ractice, 16th Edition (c) 2001, W. B. Saunders Company

4. Schwartz: Principles of Surgery, 8/e © 1999 by The McGraw-Hill Companies, Inc.

0 comments to “EFUSI PLEURA”

Note: only a member of this blog may post a comment.