Subscribe RSS

Cerita ini kuperoleh dari seorang temanku. Menurutku, ini adalah sebuah cerita yang sangat bagus dan bermakna. Dan setelah membacanya, kupikir para pembaca sekalian juga pasti akan menyukainya. Selamat membaca!

....

Pada suatu hari, seorang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid, setelah berpikir cukup lama, mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat itu ia telah kehilangan kesabaran, makanya ia berteriak." "Tapi..," sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar, menurut pertimbangan mereka. Namun, tak satu pun jawaban memuaskan.

Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam kemarahan, jarak antara kedua hati mereka menjadi amat jauh walaupun secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian jauh, mereka harus berteriak."

"Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya, jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu, mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Ketika sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Apalagi sampai mengucapkan kata-kata yang mendatangkan jarak, seperti kata-kata makian, umpatan, dan deretan kata-kata kotor. Ketika kita sadar kemudian, sangat sulit untuk memperbaikinya kembali. Hati sudah terlanjur sakit, terlebih bila kita melakukannya terhadap orang yang kita kasihi.

Di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata adalah cara yang bijaksana karena keheningan akan membantumu untuk berpikir lebih jernih dan mencegah kata-kata yang salah memperjauh jarak hati kalian.

(Sumber: Renungan Hijau)

0 comments to “Mengapa Berteriak Ketika Sedang Marah?”

Note: only a member of this blog may post a comment.